Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Tol Laut Bandung (PLH 2 UG)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Tol Laut Bandung
KAMIS, 17 NOVEMBER 2016
Wali Kota
Bandung, Ridwan Kamil, kembali meminta maaf kepada warga Kota Bandung terkait
musibah terjangan banjir di Jalan Pasteur, Pagarsih dan Solokan Jeruk Kecamatan
Sukajadi Kota Bandung, Senin, 24 Oktober 2016 kemarin.
Dalam menanggapi
bahaya banjir di Bandung yang dikhawatirkan semakin buruk, Walikota
Bandung, Ridwan Kamil, akan membangun tol laut untuk mengatasi banjir di Jalan
Pasteur dan Pagarsih. Tol air sebelumnya sudah dipasang di Gedebage dan
dinilai berhasil mengurangi banjir.
Tol air
merupakan alat penyedot air. Cara kerjanya sama dengan pompa air. Alat ini
dipasang di sekitar jalan atau kawasan yang diperkirakan jadi lokasi genangan
saat hujan mengguyur. Pembangunan tol laut ini adalah bentuk hasil dari
analisis mengenai dampak lingkungan.
“Insya Allah
secepatnya perintah saya menerapkan juga di Pagarsih dan Pasteur,” ujar Ridwan
Kamil di Pendopo Walikota Bandung, Selasa (25/10).
Emil, sapaan Ridwan Kamil, menjelaskan fungsi dari tol air tersebut. Menurutnya, tol air ini efektif karena aliran air tidak bercampur seperti di gorong-gorong. “Tol air ini bikin pipa di mana si air tidak pernah bercampur dalam perjalanannya. Kalau gorong-gorong kan nanti dari titik a ketemu titik b, ketemu sampah dan lain-lain. Kalau tol air ini langsung ke sungai,” jelasnya.
Ditemui di
rumah dinasnya, Ridwan Kamil meminta maaf kepada seluruh warga Bandung dan siap
bertanggung jawab atas musibah ini. Emil memastikan, telah melakukan penanganan
atas kejadian ini. Selain itu, dia berjanji mengatasi masalah ini dengan
membuat tol air di Jalan Pasteur.
"Saya
terima kritikannya. Setiap dua minggu tim selalu diperbaiki, di Pasteur akan
secepatnya dibuat tol air seperti di Gedebage," kata Ridwan Kamil, Selasa,
25 Oktober 2016.
Namun,
solusi lain sedang dipikirkan khusus untuk kejadian di Pagarsih. Strategi lain
juga akan dipikirkan terkait banjir di Kecamatan Sukajadi. "Saya masih
heran kenapa banjir di Pagarsih, padahal aliran sungai diperbesar dan
diperdalam. Tahun lalu sudah diperlebar 2x2 meter," katanya.
Ridwan Kamil
kembali menjelaskan kalau penanganan untuk mencegah terjadinya banjir selalu
dilakukan di Jalan pasteur. Penelusuran penyebab banjir sampai saat ini terus
dilakukan.
SUMBER: http://ridhodwibudiyanto.blogspot.co.id/2016/11/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-tol.html
Comments
Post a Comment